II. Bertemu Sandi
"Lu gak berniat buat maafin Kak Raden gitu Can?"
Pertanyaan
Killa tadi sedikit mengusik pikirannya saat ini. Ya, terkait masalahnya dengan
Raden, kakak kandungnya.
‘Maafin? Yang
bener aja’
‘Lagian, emang
dia masih butuh maaf dari gue?’
"Can,
kenapa lo?" Tanya Laura.
"Gak
ada apa-apa.”
“Kamu
kenapa sih, San? Ada masalah?"
"Gausah
sok tahu, mendingan sok tempe."Jawab Sandra mencoba melucu.
"Garing
San."
"Oh,
makasih loh udah diingetin."
"kepikiran
omongan Killa tadi ya?" Tanya Laura
lagi.
"Gak"
"Sandra,
kalau lo ada masalah, cerita aja sama aku atau sama Killa. Biar kamu gak memendam
semua sendirian." Kata Laura perhatian melihat sahabatnya yang banyak
melamun setelah mereka kembali dari kantin.
Tidak
biasanya Sandra melamun seperti ini, biasanya saat tidak ada guru, Sandra akan
mengulang materi atau bicara dengan Killa dan Laura.
Diantara
mereka bertiga, Sandra dan Laura memang yang paling pendiam. Mereka berdua
jarang mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka dan apa yang mereka
rasakan, berbeda dengan Killa yang selalu ceplas ceplos. Meskipun sekalinya Sandra
bicara, biasanya yang keluar adalah kata-kata sinis.
"Kamu
tau kan Can, kita akan selalu ada buat kamu?"
"Laura,
gue gak ada masalah apapun kok."
"Ta-"
Ucapan Laura terpotong ketika melihat Killa datang dengan wajah linglung.
"Eh,
Sikil kenapa lo?" Tanya Sandra.
"Gue
barusan ngelihat jodoh gue, serasa ada bunga-bunga cinta bermekaran."
Jawab Killa dengan tatapan penuh cinta.
"Ra,"
Sandra menatap Laura dengan tatapan serius.
"San,"
Laura pun membalasnya dengan tatapan yang sama. Dann...
"Lo
berdua apa-apaan sih? Maksudnya apa nih buka-buka rambut gue?" Teriak
Killa saata Sandra dan Laura mengecek apakah ada luka di kepalanya.
"Lo
gak jatoh dari tangga kan, Kil?"
"Hampir
sih,"
"Sudah
kuduga." Kata Sandra sambil menganggukkan kepalanya.
"Gue
ketemu Vanno dan ya ampuun, dia ganteng banget yalord."
"Krik
krik krik"
"Yang
sabar ya nak," Kata Laura yang menahan tawanya.
"Apaan
sih lo berdua?"
"Sorry loh ya"
"Gue
ke ruang musik ya." Sandra berdiri dan bersiap untuk keluar.
"Ngapain
San?"
"Iya,
ngapain lo?"
"Bu
Indah gak masuk, dan gue mau ngawasin latihan pensi minggu depan."
"Oh
iya, pensi udah mau mulai ya." Kata Laura sambil membuka buku teksnya.
"Gue
pergi ya"
"Yaudah,
sono pergi. Gausah balik lagi." Jawab Killa.
"Bomat"
Kata Sandra sambil berlalu pergi.
"Wait, emangnya Sandra ikut pensi
ya?" Tanya Killa.
"Dia
kan panitia." Jawab Laura membalik halaman buku.
"Tapi
kan, jadwal latihan pensi tiap har Selasa sama Kamis."
"Sekarang
kan hari Rabu?" Dan mereka pun langsung bertatapan, kalau begitu, Sandra
kemana?
***
Sementara
itu, Sandra memasuki ruang musik yang terlihat sepi. Jam istirahat masih lama
dan para siswa masih belajar di kelas masing-masing. Sandra pun mengedarkan
pandangannya ke ruangan itu dan tatapannya terpaku pada sebuah piano yang
terletak di tengah ruangan.
Ia
pun mendekati piano tersebut dan mulai menekan tuts pada piano itu dan
menghasilkan melodi yang indah.
Saat
mulai bermain, ada seseorang yang memasuki ruangan itu dan Sandra menyadarinya.
Ia pun berhenti memainkan piano tersebut.
"Kenapa
berhenti?" Tanya orang itu.
"Gak
sopan kan, masuk tanpa permisi?" Balas Sandra tanpa menatap lawan
bicaranya.
"I'm sorry."
"No problem. Gue yang salah, harusnya gue
gak ke ruang musik." Kata Sandra sambil berdiri dan berniat keluar dari
ruang musik.
"Permainan
piano lo bagus."
"Thanks."
"Lo
bisa main piano?"
"Punya
kuping kan?" Jawabnya datar.
"Lo
itu emang gak sopan ya? Bahkan sama kakak kelas?" Kata orang itu.
"Maaf
kak, tapi saya bukan customer service
yang berkewajiban untuk jawab semua pertanyaan orang."
"San..dri..a."
"So, Sandria thanks udah memperbaiki mood
gue hari ini."
"Saya
bukan moodbooster-nya kakak."
"Gue
Sandi Pratama. Mulai sekarang, lo akan jadi moodbooster
gue."
"Kalau
gue gak mau?"
"Lo
pasti akan mau" Jawabnya sambil memperlihatkan seringai menyebalkan.
"Eh,
mau kemana?"
"Kakak
ke sekolah buat apa?"
"Belajar
lah."
"Udah
kejawab kan pertanyaan kakak?" Jawab Sandra sambil berlalu.
"Menarik,"
***
Berada
di ruang musik tadi benar-benar membuat mood
Sandra menjadi jatuh. Kebetulan yang tidak menyenangkan ketika harus bertemu
dengan orang yang menyebalkan seperti itu.
'Kayaknya
semesta berkonspirasi untuk bikin gue sial hari ini?' Kata Sandra dalam hati.
'Gue
benar-benar butuh cokelat!' Putusnya.
Ia
pun memutuskan untuk mengirim chat kepada sahabatnya.
Girl’s
World Domination (3)
Sandra_Nath 12.20
Hhh
Laura Aggita 12.21
Kenapa
San?
Sandra_Nath 12.21
Bdmd
AqillaKilla 12.21
Lo
tiap hari juga badmood terus
Sandra_Nath 12.21
Bth cklt
AqillaKilla 12.21
Can,
lu lagi program hemat pulsa ya?
Laura Agatha12.22
Udahlah,
Sandra lagi badmood Kil.
Gausah
ditambahin
AqillaKilla 12.22
Dimana
lo?
Sandra_Nath 12.22
Tmn
AqillaKilla 12.22
Gue
sama Laura kesana
Sandra_Nath 12.23
Tks
Sandra
pun memasukkan ponselnya dan memilih untuk duduk di bangku taman sambil
menunggu sahabatnya membawakan cokelat.
"Nih."
Seseorang menyodorkan satu bungkus cokelat kepada Sandra.
"Cepet
ba-" Ucapan Sandra terhenti ketika melihat siapa yang menyodorkan cokelat
itu padanya.
"Vanno?"
Ucap Sandra dengan alis berkerut.
"Ambil,
lagi badmood kan?"
"Tau
darimana gue suka cokelat?" Seingatnya, tidak ada yang tahu kebiasaannya
ini kecuali keluarga dan sahabatnya.
"Es
cokelat, donat cokelat, selai cokelat, parfum cokelat, dan lo masih tanya
darimana gue tahu?" Jawab Vanno sambil memutar kedua matanya.
"Lo
ngikutin gue kesini ya? Gausah stalking
gitu lah"
"Heh,
gue habis dari ruang guru. Dan lihat kucing disini dengan tampang badmood-nya yang minta dimasukin karung
terus gue bawa pulang."
"Gue
bukan kucing! Dan gue gak kenal ya sama lo, tapi lo dengan santainya ngasih cokelat
ke gue?"
"Revanno
Alaska, XI IPA 1."
"Yang
waktu itu nabrak teman gue dan gak minta maaf?"
"Secara
teknis, dia yang gak lihat-lihat jalan dan nabrak gue."
"Whatever." Ia pun membuka bungkus
cokelat itu dan memakannya.
"Ga
ada kelas lo?" Tanya Sandra
"Nyuruh
gue pergi nih ceritanya?"
"Ngusir
lebih tepatnya."
"Okay,
gue ke kelas dulu."
"Silahkan."
"Diabisin
ya cokelatnya. Mahal."
"Lo
mau gue makan bungkusnya juga?"
"Coklatnya."
"Okay."
Girls’
World Domination (3)
AqillaKilla 12.50
Gils
Can, gue ketemu Vanno.
Yalord, cakep banget gils.
Sandra_Nath 12.51
Gausah bacot. Where's my chocolate?
AqillaKilla 12.51
Sabar,
gue sama Laura lagi di koridor belakang perpus.
Asli
disini horor banget!
Sandra_Nath 12.52
Why're
u so late?
AqillaKilla 12.52
Tadi
ke Betamart dulu beli cokelat. Di
tempat bude abis.
Kemudian,
Killa dan Laura pun datang sambil membawa sekantung penuh cokelat, makanan dan
minuman ringan. Mereka pun menghampiri Sandra yang saat itu sedang memakan cokelat
dari Vanno.
"Gils
Can, gue kira lo udah ngamuk dan ngancurin taman ini!"
"Gue
bukan Hulk."
"Yah,
tapi adeknya Hulk!"
"Eh
lo udah beli cokelat Can?"
"Dikasih"
"Siapa?"
"Yang
nanya?"
"Yang
ngasih maksud gue."
"Vanno."
"Jadi
yang namanya Vanno ada dua di sekolah ini?"
"Revanno
Alaska. XI IPA 1."
"Gue
gak akan bisa dapetin dia kan Can."
"Dia
emang gak bisa lo dapetin."
"Kok
lo jahat banget sih?"
"Dia
cowok, mana bisa dia dapet?"
"Krenyes
loh Can."
"Makasih
loh, udah diingetin."
"Sama-sama."
"Gue
mau cerita."
"Cerita
aja."
"Hari
ini gue galau. Gue pergi ke ruang musik karena gue pikir mood gue akan membaik kalau nyanyi, tapi ada senior rese yang
gangguin gue dan seenaknya dia bilang kalau gue itu moodbooster-nya. Terus gue ke taman dan chat kalian, saat itu gue
benar-benar butuh cokelat kalau gak, gue bisa ngancurin taman ini."
"Sudah
kuduga"
"Ckckck"
"Dan
Vano datang terus bawain cokelat buat gue. Gue terima cokelatnya dan dia gue
usir, kalian datang dan gue curhat sama kalian." Jelas Sandra.
"Kayaknya
Vano naksir deh Can, sama lo." Kata Killa sambil tersenyum lesu.
"..."
"Gue
ngerti kok, udah biasa."
"Senior
itu, namanya siapa San?" Kata Laura mengalihkan perhatian.
"Sandi
Pratama." Jawab Sandra sambil membuka bungkus coklatnya.
"Kak
Sandi?" "What?" Kata Killa dan Laura kaget dengan apa yang
didengarnya.
"Kenapa
sih, lo berdua?"
"Ini
kak Sandi loh Can, kak Sandi!"
"Ya,
terus?"
"Dia
itu King of the Kings di sekolah
ini."
"So, he's a badboy right?"
'Oh My God!'
TBC
Komentar
Posting Komentar