I. Bertemu Revanno
"Eh
Sikil, cepetan mandinya." Kata Sandra.
Jam
menunjukkan pukul 06.30 dimana setengah jam lagi jam sekolah akan dimulai,
sedangkan Killa masih belum keluar dari kamar mandinya. Dan perjalanan dari
rumah Killa ke sekolah itu memakan waktu sekitar 20 menit.
"Iya
sabar dong zheyenk," Jawab Killa dari dalam kamar mandi.
"Sabar
San, dia mungkin sakit perut." Sambung Laura.
Sandra
dan Laura saat ini berada di rumah Killa. Mereka memang biasa berangkat ke
sekolah bersama karena rumah mereka yang berada di komplekperumahan yang sama.
"Gue
bok*r gak selama itu perasaan." Dumel Sandra.
"Gausah
ngedumel gitu dong, ini juga udah selesai." Kata Killa sambil merapikan
dasinya.
"Yuk,
berangkat." Ajak Laura.
***
"Kita
liat mading dulu ya guys." Kata Laura.
"Ngapain
ngeliat mading?" Jawab Killa.
"Heh
Sikil lu gak mau ngelihat nilai lu apa?" Kata Sandra.
"Emang
pengumumannya hari ini ya?"
"Kan
udah dibilang kemarin."
"Oh,
yaudah dong
gausah ngegas!"
PENGUMUMAN HASIL UTS
Peringkat_
Nama_ Kelas_ Nilai rata-rata
1. Revanno Alaska _ XI IPA 1_ 100
2. Sandria Nathalie G._ XI IPA 2 _99
3. Laura Anggita _ XI IPA 2 _ 96
4. Angkasa saputra _ XI IPA 1 _ 95
Rizal Setiawan_ XI IPA3 _ 95
5. Diana Rahmawati _ XI IPA 2 _ 94
...
100.Aqilla Hanindhita _ XI IPA 2 _ 53
...
302. Septian Nurmawan_XI IPA 6_20
"Gile,
lengkap banget peringkat kita. Peringkat 1, 2,3." Kata Killa
"Eh
Sikil, lo bukan peringkat 1 tapi 100." Jawab Sandra.
"Yaelah
beda 0 doang
dua." Jawab Killa sambil memutar mata.
"Semerdeka
lu aja dah." Jawab Sandra.
"Eh
tapi San, biasanya kamu peringkat 1. Kok turun ya?" Tanya Laura.
Ya,
Sandra memang yang paling pintar diantara teman-temannya. Dia langganan juara
di sekolah. Dia juga aktif dalam kegiatan organisasi dan menjadi sekretaris
OSIS di SMA Duta Bestari atau yang biasa disebut Dubes.
"Gatau
gua." Jawab Sandra singkat.
"Nah
ini. Pasti karma orang pelit dan sering sinis ke orang nih, terutama gue."
Kata Killa sambil menunjuk ke arah Sandra.
"Eh
Sikil, kalo gue gak pelit lo gak bakal mau belajar." Kata Sandra.
"Masa?
Emang iya?."
"Tapi
aku penasaran nih, Revanno Alaska itu siapa ya? Kok aku gak pernah denger?" Tanya Laura.
"Iya
juga sih"
"Yaudah
lah, kita ke kelas aja." Ajak Laura.
"Iya."
Jawab Killa dan Sandra.
Mereka
pun berjalan ke kelas sambil mengobrol. Kelas mereka, XI IPA
2 terletak di lantai 2 di samping tangga.
"Eh
Can, Ra, kalian tau gak sih? Masa ya si-" BRUK tiba-tiba ada seseorang
yang menabrak Killa dari belakang.
"Heh,
gue tau kalo jalan itu pake kaki, tapi liat-liat dong biar gak nabrak!"
Bentak Sandra kepada cowok itu sedangkan Laura membantu Killa berdiri.
Cowok
itu lalu hanya melirik sebentar ke arah Sandra dan langsung berlalu tanpa
mengucapkan sepatah kata.
"Heh,
songong banget itu orang." Kata Sandra kesal.
"Yaudah
si Can, gue juga
yang salah." Kata Killa.
"Tapi-"
Kata Sandra.
"Udah
Can, ke kelas aja yuk."
"Yaudah."
Kata Sandra sambil melengos.
***
"Jadi
kamu mau ngomong apa tadi?" Tanya Laura sesampainya mereka ke dalam
kelas.
"Oh
iya, tapi jangan marah ya Can." Kata Killa sambil melihat ke arah Sandra
yang berada di kursi di belakangnya.
"Marah
apaan?" Kata Sandra kebingungan.
"Jadi,
kemarin gue mergokin Kak Raden lagi merhatiin lo pas kita bertiga makan di
kantin." Kata Killa menjelaskan.
"Oh."
"Cuma
oh doang gitu?" Tanya Laura.
"Ya
terus gue harus apa? Harus gimana?" Tanya Sandra kembali dengan raut datar
seolah tak terganggu dengan ucapan Killa.
"Lo gak
berniat buat maafin kak Raden gitu Can?" Tanya Killa. Ia ragu mendengar
jawaban dari temannya itu, mengingat hubungan antara Sandra dan Raden yang
memburuk sejak kedua orang tua mereka berpisah.
"Gue
udah ga peduli lagi sama dia
setelah apa yang terjadi." Jawab Sandra sambil
mengeluarkan buku catatannya karena guru yang mengajar sudah masuk ke kelas.
"Iya
sih, tapi lo bisa kasih dia kesempatan kedua kan Can, gue liat-liat kayaknya
dia merasa bersalah banget." Tanya Killa.
Saat
kedua orang tua mereka memutuskan untuk berpisah, Raden dan Sandra tinggal
bersama ayah mereka, sementara sang ibu pergi ke Jerman. Sejak saat itu pula,
Raden mulai menunjukkan sikap memberontak. Mabuk-mabukan, balapan liar, tawuran, dan
kenakalan lain hingga membuat sang ayah berulang kali dipanggil oleh BK. Terus
seperti itu, hingga suatu kejadian yang membuat Sandra membenci kakak
kandungnya itu.
"Lo
udah tau jawaban gue apa, Kil." Kata Sandra sambil memperhatikan
penjelasan dari Bu Sari.
"Oh."
"Aqilla
Hanindhita, kamu maju dan jawab soal di papan tulis." Sela Bu Sari, guru
Matematika yang terkenal lemah lembut namun killer.
"Yah,
kok saya sih bu? Saya mana bisa?" Jawab Killa sambil menggaruk belakang
kepalanya yang tidak gatal.
"Kalau
gak bisa, kamu perhatikan penjelasan saya dong. Dikurangi ya
mengobrolnya." Kata Bu Sari sambil menggelengkan kepalanya.
"Sandra
sama Laura nggak bu?" Tanya Killa tak terima dengan teguran Bu Sari.
"Kalau
Sandra dan Laura, sambil tiduran juga bisa mengerjakan soal ini. Sudah, kamu
jangan mengobrol lagi." Jawab Bu Sari sambil tersenyum ke arah Sandra dan
Laura.
"Iya
bu." Kata Killa sambil memutar kedua matanya.
***
"Baiklah,
pelajaran hari ini cukup sampai disini. Tugas yang tadi bisa dikumpulkan ke
Sandra ya. Sandra jangan lupa daftar nilainya, ibu tunggu." Kata Bu Sari
sambil melangkah keluar kelas.
"Baik
bu." Jawab sandra sambil menganggukkan kepalanya.
"Guys,
kalian duluan aja ke kantin. Gue mau ke ruang guru dulu." Kata Sandra
sambil membawa tugas dan daftar nilai ujian dari teman-teman sekelasnya.
"Yaudah
Can, hati-hati ya." Jawab Killa.
***
"Bu,
ini daftar nilai ujian kemarin dan tugas hari ini." Kata Sandra sambil menyerahkannya
kepada Bu Sari.
"Taruh
di meja depan saja ya Sandra." Kata Bu Sari sambil menunjuk ke arah meja
yang dipenuhi buku-buku tugas lainnya.
"Baik
bu." Sandra pun meletakkan tugas-tugas tersebut ke atas meja.
"Sandra,
minggu depan ibu berhalangan hadir, jadi ibu akan memberikan tugas saja. Tolong
kamu kondisikan kelas agar tidak berisik dan tetap di dalam kelas. Terimakasih
ya."
"Baik
bu, saya permisi." Kata Sandra kemudian pamit undur diri dari kubikel guru
matematika itu.
Saat
ia menuju pintu keluar, ia melihat orang yang tadi menabrak Killa memasuki
ruangan itu. Dia pun bertanya kepada Bu Sari tentang identitas orang itu.
"Bu,
maaf itu siapa ya bu? Kayaknya saya belum pernah melihat dia sebelumnya?"
"Oh,
itu Revanno. Anak pindahan dari Semarang, anaknya pinter loh San. Hati-hati,
peringkat kamu digeser sama dia." Kata Bu Sari.
***
"Makanya
gak usah berisik kalau di kelas." Kata Laura saat mereka berdua ada di
kantin.
"Yaudah
sih, kalian juga nanggepin gue kan. Dianya aja yang pilih kasih, masa kalian
gak ditegur sih?" Kata Killa sambil mendengus.
"Yowes
lah. Eh, tanganmu udah gapapa Ki?" Tanya Laura.
"Udah
gak kok Ra."
"Tapi,
cowok yang tadi nabrak kamu ganteng juga ya Kil. Putih, tinggi, cakep, perfect
lah."
"Iya
juga ya. Apalagi matanya, sipit-sipit gitu, kayak oppa-oppa korea. Pasti kalau
senyum bikin lumer." Jawab Killa.
Killa
ini memang suka banget sama segala sesuatu yang berhubungan dengan korea. Dari
drama, boyband, makanan, oppa, sampai ahjussi rasa oppa juga
dia suka.
"Apaan
yang lumer? Cokelat?" Tanya Sandra yang menyusul mereka karena harus ke ruang guru.
Nah
kalau Killa itu suka yang korea-korea, Sandra ini suka banget sama cokelat.
Biasanya dia makan cokelat paling sedikit 1 kali sehari. Kalau nggak, moodnya bakal jelek
seharian.
"Dasar
chocolover!" Kata Killa.
"Kita
lagi ngomongin cowok yang tadi nabrak Killa." Jawab Laura.
"Oh,
cowok songong tadi?"
"Iya
Can."
"Siapa
ya namanya?"
"Revanno.
Revano Alaska."
"Revanno
Alaska? Yang nilai UTS-nya diatas lo itu?"
"Makasih
loh, udah diingetin."
"Sorry Can."
"Yaudah, eh
pada mau pesan apa nih?"
"Samain
aja lah."
"Samain
aja."
"Samain
aja? Jenis makanan macam apa itu?"
"Makanan
yang sama dengan yang lu beli."
"Gece
Can, laper gue."
"Sabar."
***
"Balik
ke kelas yuk," Ajak Sandra yang sudah selesai makan dan kemudian berdiri.
"Ayo."
Jawab Laura sambil berdiri dari kursi.
"Eh,
Bu Indah gak masuk kan Can?" Tanya Killa sambil meminum es jeruk miliknya
yang belum habis.
"Nggak,
anaknya sakit." Jawab Sandra.
"Rezeki
anak soleh." Kata Killa sambil berdiri dan mulai berjalan.
"Jadi
kamu senang anaknya Bu Indah sakit?" Tanya Laura.
"Ya
gak gitu juga sih, cuma jarang kan freeclass
di pelajaran dia." Jawab Killa dimana saat itu mereka sudah berada di
tangga lantai 2.
"Eh,
kayaknya handphone gue ketinggalan di kantin deh, gue ambil dulu ya." Kata
Killa.
"Yaudah,
gue sama Laura duluan ya." Kata Sandra.
"Iya."
Saat
menuruni tangga di lantai 1, tiba-tiba Killa terpeleset dan meraih apapun yang
bisa ia raih. Pada saat itu ia kira akan jatuh, tetapi ternyata ia ada di
pelukan seseorang.
"Sorry-"
"Vanno?"
"..."
"Jantung gue yalord."
"Vanno ganteng banget."
Tanpa
sepatah kata pun Vanno pergi meninggalkan Killa sendiri. Sedangkan Killa terdiam shock dengan kejadian barusan.
TBC
Komentar
Posting Komentar